Monthly Archives: March 2010

WARMER DAN FILLER PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS ADALAH SEBUAH TRIK UNTUK MENJADIKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI PELAJARAN YANG MENYENANGKAN (STUDYING WHILE PLAYING )

Bahasa Inggris ???… mendengar kata tersebut bagi siswa yang kurang senang dan tidak menyukai pelajaran tesebut akan merasa bosan dan akan mencoba untuk tidak akan terlibat dalam mata pelajaran tersebut. Tetapi hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena Bahasa Inggris merupakan salah satu kunci untuk menembus dunia. English is the window of the world. Fakta membuktikan bahwa mengusai Bahasa Inggris itu sangat penting dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan pekerjaan, mengikuti perkembangan sains dan teknologi serta untuk menghadapi era globalisasi. Kita dituntut untuk bisa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris. Lalu bagaimanakah cara kita sebagai guru Bahasa Inggris untuk bisa menarik minat agar siswa menyukai dan menyenangi pelajaran Bahasa Inggris, bukan menjadikan Bahasa Inggris sebagai pelajaran  yang menakutkan serta pelajaran yang membosankan.

Dalam hal ini penulis akan membagi pengalaman yang penulis pernah dapatkan ketika mengikuti Short Course Teaching Knowledge Test di Kaplan Aspect, Newzealand pada akhir tahun 2007 yang lalu. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris kita kenal dengan istilah Warmer dan Filler. Saya yakin kita semua khususnya guru Bahasa Inggris sudah pernah melakukan kegiatan ini.

Apakah itu Warmer ? Warmer adalah sebuah kegiatan singkat yang kita gunakan di awal pembelajaran sebelum memulai kegiatan pelajaran inti. Adapun tujuan dari warmer ini adalah (a) untuk membuat siswa rileks di dalam memulai parcakapan (to break the ice), (b) untuk mendapatkan siswa berbicara atau berfikir dalam Bahasa Inggris, (c) untuk mengkondisikan siswa dan siap belajar Bahasa Inggris.

Adapun kegitan Warmer itu adalah :

  1. Running Dictation; adalah sebuah kegiatan dikte, yang dilakukan oleh dua orang (pairs), Siswa pertama sebagai penulis, dan siswa kedua sebagai pembaca kalimat yang kita berikan di luar kelas atau kita tempel di dinding, kemudian siswa kedua membacakan kembali kalimat tersebut tanpa teks. Kemudian siswa pertama menuliskan kalimat yang dibacakan oleh siswa kedua tersebut. Kegiatan ini harus dilaksanakan bergantian sampai kalimat dalam satu paragraph tersebut selesai ditulis.
  1. Talking what did you do?; Kegiatan ini untuk mengingatkan kembali kepada siswa mengenai penggunaan Simple Past. Siswa diberikan kesempatan mencari lima orang temannya untuk menanyakan apa yang telah mereka lakukan di masa lampau. Dan kemudian siswa menceritakan kembali mengenai kegiatan temann kepada guru.
  2. Alphabet shocking; adalah sebuah kegiatan menyebutkan abjad secara berurutan dengan siswa yang acak, sehingga siswa akan selalu siap dan konsentrasi dengan abjad yang akan disebutkan.
  3. Find Ten; Kegiatan ini tujuannya untuk meninjau kembali pengetahuan mereka akan kosa kata. (irregular verb, adjective, adverb, nationalities dll). Kelompokkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang, diberikan waktu 5 menit untuk mereka memikirkan sepuluh kata dari kategori yang kita inginkan. Kelompok yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapatkan nilai, sedangkan kelompok yang menjawab salah, nilainya akan diberikan kepada kelompok berikutnya yang menjawab dengan benar.
  4. Spelling Bee; Kegiatan ini untuk melatih siswa mengeja sebuah kata dengan benar. Diberikan waktu sepuluh menit atau lebih untuk mengingat kata yang kita berikan (verb, adjective, noun, adverb, dll). Setelah itu guru akan menyebutkan kata dan siswa akan menyebutkan ejaannya dengan benar.

Dan Apakah FILLER itu ? FILLER adalah sebuah kegiatan singkat yang dapat kita gunakan pada saat pertengahan belajar  dengan tujuan untuk menghilangkan rasa mengantuk siswa, kejenuhan, dan untuk menenangkan siswa. Sedangkan untuk diakhir pelajaran Filler bertujuan untuk mengingatkan kembali pelajaran yang baru selesai dipelajari.  Filler juga dapat juga digunakan untuk mengisi waktu yang tersisa dari yang waktu  telah kita rencanakan.

Adapun kegiatan Filler itu adalah :

  1. Where  am I ?; Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggambarkan sebuah tempat di mana kita berada dan memotivasi siswa untuk berbicara dengan lancar. Hal ini kita berikan setelah kita mengajarkan jenis teks deskriptif. Beri siswa waktu untuk memikirkan tempat yang akan dideskriptifkan, misalnya in theatre, on the top of hill, inside a cupboard, at football stadium dll. Kemudian secara bergantian siswa menjelaskan sebuah tempat dan siswa yang lain menjawab dimana siswa tersebut berada. Contoh : I’m inside a very large building, it’s dark. There are people sitting in chairs next to me, in front of me, and behind me. They’re eating sweets and drinking from paper cups.“ kemudian siswa lain akan bertanya, “Are you in Cinema? atau Are you in a theatre? atau tempat-tempat yang lain.
  2. Chinese Whisper; Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengulang kembali pokok bahasan yang baru saja kita ajarkan (grammar, genre (the purpose of the text, the generic structure of the text) Kegiatan ini berasal dari the traditional game of Chinese Whisper, dimana sebuah kalimat dibisikkan secara berantai satu siswa ke siswa yang lain. Untuk melihat berapa banyak perubahan kalimat tersebut dari kalimat yang sesungguhnya. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara berbisik dari bangku ke bangku atau dalam sebuah barisan.
  3. Grass Skirt; Kegiatan ini dilakukan setelah kita menjelaskan sebuah pokok bahasan atau materi, biasanya seorang guru akan memberikan sebuah latihan yang dikerjakan di buku latihan. Tetapi kegiatan Grass Skirt tidak dikerjakan di buku latihan, Namun siswa mengerjakan beberapa soal yang terdapat pada selembar kertas yang telah digunting tapi tidak sampai terpotong menyerupai rok yang terbuat dari rumput (rok berjumbai), ditempel di papan tulis, dalam kelompok siswa akan bekerja sama untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang harus diambil di depan kelas, siswa akan diperbolehkan mengambil soal berikutnya setelah guru menyatakan jawaban siswa tersebut benar. Materi yang cocok pada kegiatan ini adalah grammar (subjunctive, conditional, direct and indirect, active and passive, participle dll)Snake and Ladder; Merupakan suatu permainan lebih dikenal dengan permainan ular tangga. Tujuannya adalah untuk mengingat kembali materi yang telah diajarkan secara menyeluruh atau hanya beberapa materi yang dianggap sangat penting. Dalam hal ini guru harus mempersiapkan lima puluh kalimat dalam bentuk card, cara bermain, sama dengan bermain ular tangga, ketika mereka mendapatkan dadu dengan nilai 4, maka siswa harus melangkah 4 langkah, dan mereka harus mengambil kartu yang ada. Dalam permainan snake and ladder dituntut kreatifitas guru untuk mendesign permainan ini.

Kegiatan Warmer dan Filler  menuntut kita sebagai guru Bahasa Inggris untuk selalu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam proses pembelajaran kepada anak didik, yang pada akhirnya “There is a will, there is a way” dan “More you do more you get, nothing you do nothing you get”

PENGEMBANGAN LIFE SKILL ( KECAKAPAN HIDUP ) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Life Skill (kecakapan hidup) adalah pendidikan kemampuan,kesanggupan, dan ketrampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan dirinya. Kemampuan mencakup daya pikir, daya kalbu, dan daya raga. Kesanggupan sangat dipengaruhi oleh kepentingan yaitu sesuatu yang dianggap penting oleh siapa dalam bentuk apa. Ketrampilan adalah kecepatan, kecekatan, dan ketepatan. Orang yang terampil mengerjakan sesuatu adalah orang yang cepat, cekat, dan tepat dalam mengerjakan sesuatu.

Adapun tujuan dari kecakapan hidup adalah untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan nilai-nilai kehidupan nyata, baik nilai yang bersifat preservative maupun progresif. Tegasnya tujuan kecakapan hidup ( life skill ) adalah mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan, kesanggupan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan mengembangkan dirinya.

Kecakapan hidup ( life Skill ) dibagi dalam dua jenis yaitu : kecakapan dasar dan dan kecakapan instrumental. Kecakapan dasar adalah kecakapan yang bersifat universal dan merupakan pondasi bagi siswa untuk bisa mengembangkan kecakapan hidup yang bersifat instrumental/fungsional. Sedang kecakapan hidup yang bersifat instrumental adalah kecakapan yang bersifat kondisional dan dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan ruang, waktu, situasi, dan harus diperbarui secara terus menerus sesuai dengan derap perubahan. Adapun kecakapan dasar mencakup kecakapan belajar terus menerus, kecakapan membaca, menulis dan mendengar, kecakapan berkomunikasi secara lisan, tertulis, tergambar, dan mendengar. Sedangkan kecakapan fungsional mencakup kecakapan menggunkan dn memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kecakapan bekerjasama dengan orang lain, kecakapan memanfaatkan informasi.

Menghadapi era globalisasi, siswa dituntut untuk bisa berkomunikasi secara aktif dengan menggunakan bahasa Inggris, untuk menjawab tuntutan tujuan kecakapan hidup ( life skill ) khususnya pada pembelajaran Bahasa Inggris, maka penulis membuat program dengan mengadakan sebuah kegiatan dengan judul “THE IMPROVEMENT OF LIFE SKILL IN STUDYING ENGLISH”  yang melibatkan SISWA SBI ( Sekolah Berstandar Internasional ) Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dengan mengunjungi daerah wisata yang banyak dikunjungi turis mancanegara. Dari kegiatan ini penulis  bisa melihat kemampuan siswa berinteraksi langsung dengan turis ( native speaker ), sehingga penulis tidak beranggapan lagi bahwa siswa berani berbicara hanya dalam lingkungannya sendiri.

Manfaat yang didapat dari kegiatan ini adalah :

  1. Bertambahnya  percaya diri siswa dalam berbicara tanpa ada rasa takut untuk membuat kesalahan
  2. Terjadinya kerjasama yang erat antara siswa yang pasif dengan siswa yang aktif dalam mengemukakan pendapat ketika berhadapan dengan turis (native speaker)
  3. Terciptanya sebuah dialog yang interaktif ketika membicarakan perbandingan kebudayaan antar kedua Negara. (budaya barat dan budaya timur)
  4. Memperluas wawasan dengan bertambahnya kosakata baru dari native speaker
  5. Melatih dan meningkatkan critical thinking dalam memberikan pertanyaan kepada native speaker
  6. Bertambahnya motivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris (love Learning)
  7. Mengetahui kemampuan berbicara, apakah pembicaraan bisa dimengerti oleh native speaker